Jumat, 17 Juni 2011

Kenapa harus Jihad dan perang?

Jihad saat ini diidentikkan dengan kata "terorisme", padahal jihad pada dasarnya memiliki definisi awal, yakni bersungguh-sungguh. Bersungguh-sungguh dalam melakukan segala hal, karena pada hakekatnya semua yang kita lakukan adalah Jihad. Semua yang kita lakukan saat ini membutuhkan kesungguhan dan keseriusan. Itulah hakekat kehidupan.

Bersungguh-sungguh menegakkan kebenaran merupakan bentuk "jihad" yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Betapa berdarah-darahnya perjuangan beliau dalam menegakkan panji Islam di tanah Mekah, Madinah, dan belahan bumi lainnya.

Sekarang, mari kita tengok tetangga kita, saudara kita. Akankah kita diam saja ketika kebatilan merajalela?

"Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah ia (air) di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasaan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang yang benar dan batil. Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumii. Demikianlah Allah membuat perumpamaan."
Q.S. Ar-Ra'd : 17


Kebenaran senantiasa akan tetap ditegakkan, dengan ataupun tanpa kita.
Maka sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Manusia sendirilah yang kini akan menjadi penentu. Akankah ia menjadi seorang penyeru kebenaran atau ia menjadi seorang yang diibaratkan seperti buih? banyak dan terhempas.

Dunia sudah sampai mungkin, pada titik porosnya. Membengkak. Bernanah, karena terlalu banyak kemudharatan di bola berputar ini. Manusia lupa titik kenapa ia diciptakan. Manusia menjadi penyembah dirinya sendiri. Menjadikan diri-dirinnya sebagai berhala baru, karena kebanyakan manusia kini mencintai dirinya sendiri melebihi cintanya pada Sang Maha  Pencipta. Lalu mari kita tanya, "Kemanakah larinya para penyeru kebenaran?"

Sungguh dunia ini membutuhkan tanganmu, pemikiranmu. Wahai penyeru kemana kamu?
Tidakkah kau lihat, para remaja merindukan senandung tilawahmu dalam lubuk hati mereeka. Para orangtua itu lupa kemana harus kembali, mereka merindukan nama mereka tersebut dalam doa-doamu. Karena mereka yakin, Kita masih ada!

Masih ada segelintir orang yang memikirkan hidup saudaranya melebihi terpenuhinya kebutuhan dirinya sendiri. Dan orang itu adalah kamu! Para penyandang gelar syurga. Gelar yang mempopulerkanmu seantero jagat langit. Lebih dari gelar duniawi yang tersandang bersandingan dengan namamu. Dan kau lah, pemilik nama-nama yang ketika disebutkan menggetarkan plar-pilar langit.

Rasulullah Bersabda, "Barangsiapa meminta kesyahidan dengan hati yang jujur, maka Allah akan menyampaikannya pada derajat syuhada. Meskipun meninggal ketika berada di atas tempat tidur."
H.R. Bukhari Muslim

~SEMANGAT BERSUNGGUH-SUNGGUH~

Enter your email address:

0 komentar:

Posting Komentar