Sabtu, 27 November 2010

fenomena abang koran UNJ

oleh Annisaa Rachmah Syam pada 29 September 2010 jam 21:46
belakangan ini atau lebih tepatnya baru-baru saja, seorang pedagang surat kabar alias koran yang biasa memasarkannya di UNJ curhat bahwa selama belakangan ini pula atau sudah lumayan lama korannya tidak laris di UNJ. ".. bahkan dari pagi belum ada yang beli sama sekali neng..,"ucapnya.

peristiwa penurunan semangat membeli koran bukan hanya menjadi kesedihan bagi seorang abang koran saja, melainkan juga memberikan banyak tanda bahwa semakin rendahnya rasa ingin tahu mahasiswa akan kondisi bangsa kita yang sakit ini. Sungguh ironi, seorang mahasiwa yang seharusnya menjadi sosial control kini menjadi pribadi yang individual. Organisasi-organisasi hampir di seluruh tingkat, mulai dari jurusan hingga universitas saat ini kelimpungan mencari anggota menjadi tanda semakin meningkatnya euforia individualisme, "yang penting lulus 4 tahun!," kurang lebih seperti itu prinsip yang terkenal saat ini.

mungkin ada yang akan menyanggah analisa koran saya dengan jawaban bahwa saat ini lebih banyak mahasiswa yang mengupdate info dari internet, sehingga koran jadi nggak begitu laris. akan tetapi saya akan melontarkan pertanyaan kembali, apakah ketika mengakses internet lebih sering mencari berita atau mengupdate statusnya di laman ini?

ini menjadi PR kita semua. ketika bagaimana seharusnya seorang mahasiswa menggunakan almamaternya untuk hal yang seharusnya. Mungkin semuanya merasakan bahwa kemunduran ini tidak hanya terjadi pada abang koran saja, tapi hampir di banyak lini. Tidak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan!

khusus teruntuk mahasiswa baru yang masih 'bau' baru, di pundak kalianlah saat ini UNJ ke depan. akankah kita akan tetap merangkak di dalam kandang sendiri? (GERAK kalianlah yang akan menjawabnya)

Enter your email address:

0 komentar:

Posting Komentar